Depok - Sobat Q perhatian Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap kelangsungan hidup dan kelestarian alam salah satunya diwujudkan dalam bentuk dukungan terhadap deklarasi Hari Kesehatan Tanaman Internasional yang di peringati pada bulan Mei setiap tahunnya. Kali ini, bentuk dukungan itu diimplementasikan dengan digelar kegiatan IYPH Webinar selama dua hari (29-30/06) yang diselenggarakan oleh International Plant Protection Convention (IPPC).

Badan Karantina Pertanian melalui Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai Focal Point National Plant Protection Organization (NPPO) Indonesia mengkoordinir instansi lintas kementerian dan lembaga untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini, di antaranya Pusat Penelitian Bioteknologi, Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Direktorat Jenderal Tanaman Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Hortikultura, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, serta sejumlah unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian. Partisipan dari Karantina Pertanian Tanjung Priok sendiri diwakili oleh Dr. Masanto, S.P., M.Sc-Analis Perkarantinaan Tumbuhan Ahli Muda.

Berbagai topik yang meliputi sistem pangan, kesehatan tanaman, perubahan iklim dan keanekaragaman hayati dipaparkan oleh 22 pembicara dari berbagai negara. Selain aspek-aspek terkait dengan perkarantinaan seperti analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) dan pemantauan, para narasumber juga menyampaikan isu-isu terkait kesehatan tanaman di negara masing-masing. Para partisipan juga diingatkan akan arti penting dampak perubahan iklim dunia terhadap pertanian dan kehutanan.

“Kami sebagai penghubung antara Badan Karantina Pertanian dengan instansi lain lintas kementerian dan lembaga menganggap bahwa acara ini sangat penting bagi perkarantinaan tumbuhan dan perlindungan tanaman di Indonesia agar kita tidak ketinggalan informasi dan isu-isu terkini terkait karantina dan kesehatan tanaman”, pungkas Rindayuni Triavini-Koordinator Substansi Kerjasama Perkarantinaan sekaligus Sekretaris Komisi Sanitary and Phytosanitary (SPS).

Secara terpisah, Hasrul, S.P., M.P.-Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok mengingatkan bahwa pejabat karantina harus membuka wawasan dan cakrawala seluas-luasnya mengingat peran karantina yang semakin strategis, terutama dalam perdagangan internasional sehingga perkembangan di luar negeri dapat segera disikapi dan diantisipasi dengan cepat.

Perluas Wawasan Perkarantinaan Tumbuhan, Karantina Pertanian Tanjung Priok Ikuti Workshop Internasio