Palembang (4/3), Komoditas pertanian berupa sarang burung walet (SBW) atau terkenal dengan sebutan emas putih asal Sumatera Selatan (Sumsel) adalah salah satu komoditas potensi ekspor berprospek tinggi. Hal ini dipacu karena tingginya permintaan dari negara tujuan dan nilai ekonomi yang menjanjikan.

Provinsi Sumsel, berdasarkan data IQFast Karantina Pertanian Palembang pada 2020 sertifikasi sarang burung walet antar area oleh pejabat Karantina Pertanian Palembang sebanyak 68,6 ton dengan frekuensi 1.969 kali. Sedangkan sertifikasi ekspor sbw baru mencapai 21 kg dengan frekuensi pengiriman delapan kali. Hasil ini menunjukkan peluang ekspor emas putih asal Sumatera Selatan cukup tinggi.

Pertemuan dengan pelaku usaha sarang burung walet, Kepala Karantina Pertanian Palembang, Hafni Zahara mengajak para investor untuk dapat membangun pabrik pengolahan agar produk yang dipanen dari rumah walet dapat dibersihkan dan pencuciannya langsung dilakukan di Palembang. Pembinaan ini dilakukan sesuai persyaratan ekspor bahwa bahan baku walet harus bersih sesuai Permentan No. 26 Tahun 2020. Selanjutnya Hafni membina para pemilik rumah walet agar mulai membuat terobosan untuk memenuhi standar kualitas dan kuantitas sarang burung walet sesuai persyaratan ekspor negara tujuan khususnya Tiongkok.

Menurut Hafni, tahun 2020, Propinsi Sumsel memiliki 48 rumah walet yang sudah teregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian dengan kapasitas 9,6 ton. Peluang ini masih terbuka lebar untuk lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas sarang burung walet tujuan ekspor. Hafni Zahara juga pro aktif mengajak para perusahaan yang sudah teregistrasi untuk dapat lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas sarang burung walet seperti pengelolaan rumah walet secara maksimal dan mendorong potensi emas putih asal Sumsel dapat meningkat sebagaimana program ekspor tiga kali lipat (Gratieks) Kementerian Pertanian.

Pada kesempatan tersebut, pelaku usaha sbw juga menyampaikan kendala yang ada saat ini adalah masih terbatasnya untuk mendapatkan kualitas walet yang layak ekspor dan kondisi penerbangan langsung internasional masih minim karena dampak pandemi Covid-19. Selain itu juga terbatasnya informasi terkait teknologi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas walet sesuai persyaratan ekspor negara Tiongkok.

Karantina Pertanian Palembang siap melakukan pendampingan bagi pelaku usaha melalui bimbingan teknis berkelanjutan dan mencari informasi terbarukan melalui website terkait pemilik rumah walet. Sehingga pelaku usaha dapat terus meningkatkan kemampuan dalam memenuhi persyaratan ekspor dan teknik pengelolaan sarang burung walet agar siap ekspor langsung dari Palembang. (KP Palembang/ humaspkd)

Potensi Ekspor Emas Putih, Karantina Pertanian Palembang Upayakan Ekspor Langsung