Serangan Balik Ekspor Bawang Merah ke Taiwan Dimulai dari Brebes

Foto Berita

Semarang (17/10) - Indonesia sudah mampu melakukan serangan balik soal pangan. Serangan balik yang dimaksud adalah dari impor ke ekspor. "Bila kemarin kita diserang impor, hari ini kita buktikan serangan balik yaitu ekspor, salah satunya hari ini adalah ekspor bawang merah." Demikian dikatakan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Wawan Sutian dalam acara pelepasan ekspor perdana bawang merah ke Taiwan via Tanjung Emas di Brebes, Jawa Tengah (16/10).

Wawan hadir di Brebes bersama Wakil Bupati Kabupaten Brebes, Narjo SH, MH., Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Yulia Hendrawati, M.Si beserta Jajarannya, Koordinator Pejabat Fungsional KT, Heri Widarta serta Penanggungjawab Karantina Wilker Tegal, Achmad Buseri.

"Karantina Pertanian memberikan sertifikasi Phytosanitary  setelah dipastikan bahwa  bawang sebanyak 28 ton dari 112 ton yang akan dikirim secara bertahap tersebut dinyatakan sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan (impor permit) dari negara tujuan", ujar Wawan.

Wakil Bupati Kabupaten Brebes, Narjo menegaskan cukup banyak wilayah penghasil bawang merah di Tanah Air. Tetapi yang terbesar dan terkenal sebagai kota bawang merah adalah Brebes.

"Indonesia yang dikenal tempat bawang itu adalah Brebes, dan serangan balik ini, ekspor bawang juga dari Brebes," sambung Narjo.

Berdasarkan catatan Karantina, pada 2014 lalu Indonesia sendiri masih mengimpor 74.903 ton bawang merah, lalu turun drastis pada 2015 menjadi 17.428 ton. Adapun pada 2016 pemerintah telah menutup keran impor bawang merah.

Baru sejak 2017 Indonesia berhasil membalikkan keadaan dengan mulai mengekspor bawang merah ke beberapa negara ASEAN. (karantinasemarang)