Setelah Pasar Asia, Kini Sansevieria Asal Cilacap Rambah Benua Amerika

Foto Berita
Cilacap, 26 Februari 2021
No. 2102/R-Barantan/02.2021
 
 
Cilacap – Meningkatkan tren ekspor tanaman hias selama masa pandemi covid-19, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilacap mencatat adanya peningkatan kinerja ekspor komoditas pertanian dengan penambahan negara tujuan baru untuk komoditas ekspor tanaman hias, khususnya sansevieria.
 
Kepala Karantina Pertanian Cilacap, Dwi Astuti Yuniasih mengungkapkan berdasarkan pada sistem perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya tercatat sepanjang tahun 2020 hanya satu negara tujuan ekspor sansevieria yaitu Singapura. Dengan jumlah 230 batang dan nilai ekonomi Rp 4,5 juta dengan 3 kali pengiriman saja. Sedangkan mengawali tahun 2021 ini tercatat adanya penambahan negara tujuan yakni Amerika Serikat dengan total pengiriman 139 batang dan nilai ekonomi Rp 5 juta.
 
Menurut Dwi, Amerika Serikat menyusul Singapura dalam mendatangkan sansevieria atau yang biasa disebut dengan lidah mertua asal Cilacap. “Alhamdulillah, ekspor sansevieria ini merupakan yang pertama kali ke Amerika Serikat, ini artinya ada penambahan negara tujuan baru untuk ekspor komoditas pertanian Indonesia,”kata Dwi saat lakukan peninjauan di wilayah kerjanya, Jumat (26/2).
 
Dikatakan Dwi, sebanyak 44 batang lidah mertua dilakukan sertifikasi ekspor tujuan Amerika Serikat. Persyaratan lengkap dan setelah diperiksa, lidah mertua ini bebas dari organisme pengganggu tumbuhan salah satunya bebas dari nematoda sehingga diterbitkan KT-10 atau Phytosanitary Certificate (PC).
 
Dwi mengungkapkan bahwa Singapura adalah negara pertama yang mendatangkan lidah mertua asal Cilacap. Hingga kini sebanyak 250 batang lidah mertua dengan berbagai jenis telah berhasil menghiasi alam Singapura.
 
Dani Setiawan, pengirim lidah mertua saat ditemui mengaku bersyukur bisa tembus pasar Benua Amerika. Tanaman ini memiliki daya pikat tersendiri di hati para penggemarnya, baik dalam negeri maupun mancanegara. Lidah mertua dijadikan tanaman hias karena bentuk daunnya yang unik, cantik, serta memiliki bermacam-macam jenis dengan bentuk daun yang berbeda-beda. Selain itu, tanaman ini tergolong tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dipercaya dapat menyerap polusi udara.
 
Dwi terus berupaya untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas pertanian. Tak hanya komoditas sumber pangan, tetapi juga komoditas – komoditas pertanian lainnya. “Selain fokus terhadap tugas dan fungsi perkarantinaan, kami juga telah mengambil langkah operasional yaitu pendampingan berupa bimbingan teknis pemenuhan persyaratan ekspor masing – masing negara tujuan, akses informasi yang dapat diakses melalui klinik agro ekspor di kantor layanan induk serta terus melakukan sinergisitas dengan seluruh entitas,” jelas Dwi.
 
Mungkin gambar 1 orang
 
Tren Ekspor Sansevieria Terus Meningkat
 
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengapresiasi para pembudidaya tanaman hias, terlebih dengan adanya penambahan negara tujuan. “Kami mengapresiasi dengan meluasnya minat ekspor tanaman hias di mancanegara, dan kami akan terus dorong untuk peningkatannya,” ungkap Jamil.
 
Lebih lanjut, Jamil menyebutkan berdasarkan data sertifikasi ekspor secara nasional menunjukkan peningkatan ekspor selama dua tahun terakhir. Tercatat pada 2020 ekspor sansevieria meningkat 14% dibanding tahun sebelumnya, 2019 atau meningkat sekitar 5.518 batang. Sedangkan awal tahun ini, Januari hingga Februari 2021 telah disertifikasi sebanyak 17.839 batang atau setara dengan nilai Rp 157,2 juta.
 
Jamil menyampaikan bahwa pihaknya selaku otoritas karantina selain melakukan tugas pengawasan keamanan dan pengendalian mutu pangan dan pakan produk pertanian juga fokus pada pencapaian target ekspor tiga kali lipat sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
 
“Anugerah bagi kita diberikan alam yang subur dan lahan yang luas, harus kita manfaatkan dengan bijak sebagai rasa syukur, hari ini ekspor satu, besok ekspor dua, besoknya ekspor tiga, harus ada peningkatan," pungkas Jamil.
 
Narahubung :
Dwi Astuti Yuniasih, SP., M.Sc -- Kepala Karantina Pertanian Cilacap, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian