Terdampak Gempa Sulbar, Tiga Wilker Karantina Pertanian Mamuju Tidak Beroperasi

Foto Berita

#RilisBarantan
Mamuju, 24 Januari 2021
Nomor : 1001/R-Barantan/01.2021

 

Mamuju -- Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Mamuju melaporkan pasca gempa yang melanda Mamuju - Majene berkekuatan 6,2 SR pada Jumat (15/01) lalu hingga saat ini tiga dari tujuh wilayah kerja (wilker) tidak dapat beroperasi.

Ketiganya masing-masing adalah kantor induk, Wilker Kantor Pos dan Wilker Pelabuhan Laut Mamuju. Sementara ke-4 wilayah kerja lainnya masing-masing : Pelabuhan Laut Pasangkayu, Bandara Tampa Padang, Pelabuhan Laut Majene dan Pelabuhan Papili dapat tetap beroperasi.

"Alhamdulilah seluruh jajaran ASN dalam keadaan sehat dan selamat. Sementara perbaikan sarana dan prasarana layanan kantor yang rusak akibat gempa kini tengah didata untuk perbaikannya," kata Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono saat memberikan keterangan di halaman Makorem 142, Sabtu (23/1).

Menurut Agus, selama sembilan hari setelah kejadian gempa, lalu lintas produk pertanian dari dan ke Sulbar tetap berjalan. Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya tercatat setidaknya 10 komoditas yang dilalulintaskan yakni, seekor anjing, burung jalak, komoditas sub sektor hortikultura berupa kubis, tomat, kentang, mangga, alpukat, wortel, serai dan tanaman hias.

Tidak hanya itu, pada kurun waktu yang sama pihaknya juga tetap dapat memfasilitasi 14,5 ribu ton produk turunan kelapa sawit dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 195 milyar ke Tiongkok.

"Dengan kondisi kebencanaan, sarana dan fasilitas yang terbatas, kami tetap berupaya maksimal agar produk ekspor tetap dapat terkirim tepat waktu," tuturnya.

Adikar, pejabat humas PT TSL pemilik komoditas ekspor ini mengapresiasi fasilitas Karantina Pertanian Mamuju. Petugas tetap melakukan tindakan karantina sehingga produk ekspor terjamin diterima di negara tujuan, katanya.

Pada kesempatan yang sama, Agus bersama instansi terkait turut menerima kehadiran Menteri Pertanian yang melakukan kunjungan kerja peduli korban gempa Sulbar.

Mentan Syahrul Yasin Limpo yang datang langsung untuk menyerahkan bantuan berupa sandang, pangan dan bentuk lainnya ini didampingi oleh jajaran pimpinan unit eselon I Kementan. Yakni Direktur Jendral Perkebunan,
Direktur Jendral Tanaman Pangan dan juga Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil.

Tiga Agenda Mentan

Pria yang biasa disapa SYL ini juga dikawal oleh para personel Kodam XIV Hasanuddin. Sementara bantuan sebanyak 20 truk yang diangkut melalui jalur darat langsung diserahkan secara simbolis kepada Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar di Posko Pengungsian.

"Kehadiran saya disini untuk menindaklanjuti perintah Presiden agar negara hadir di tengah-tengah masyarakat yang terkena musibah dan secara pribadi, hal ini merupakan panggilan dari nurani saya untuk memberikan dukungan materil dan moril," ujar mantan Gubernur Sulsel ini.

"Adapun bantuan yang kami bawa memiliki nilai barang kurang lebih Rp. 800 juta dalam bentuk beras, mie instan, susu, obat-obatan, terpal, sarung, pembalut dan lain-lain. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban bagi warga yang terdampak gempa," tambahnya.

Sebelum kembali ke Makassar, Menteri Pertanian mengatakan kunjungannya ke Mamuju ada tiga agenda yaitu agenda pertama untuk memastikan ketersediaan pangan cukup bagi para korban.

"Saya berpesan agar ketersediaan stok pangan tidak terganggu, jangan sampai urusan pangan jadi permasalahan bagi para korban", pesannya.

Kemudian agenda kedua untuk membuat gugus tugas di lokasi bencana, sedangkan agenda terakhir untuk memperbaiki unsur-unsur sektor pertanian yang mengalami kekurangan.

"Dalam satu bulan, jajaran Kementan membuat gugus tugas untuk memeriksa dan mapping potensi pertanian Sulbar serta berharap dibalik musibah ini jadi kesempatan berbagai daerah untuk memperkuat kembali komoditas pertanian," tegas SYL

Narasumber :
Agus Karyono
Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I, Mamuju - Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian