Tren Kinerja Ekspor Meningkat, Kementan Apresiasi Batam

Foto Berita

Batam - Kinerja ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Kepulauan Riau terutama yang melalui unit pelaksana teknis Karantina Batam di triwulan ke 3 tahun 2019 menunjukkan tren peningkatan.

Gambar : Eksportir (baju abu) saat menjelaskan komoditas tembakau yang akan diekspor ke Vietnam ke Ka Barantan (baju putih) (3/10)

Untuk frekuensi ekspor tercatat meningkat hingga 38,8%, yaitu sebanyak 2.102 kali pada 2019, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1.515 kali pada periode yang sama.

"Kami mengapresiasi kinerja ekspor produk pertanian dari Batam. Terlebih yang diekspor bukan produk mentah, tapi sudah diolah sehingga dapat memberi nilai tambah, " kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil saat lakukan monitoring Tempat Pemeriksaan Lain Karantina di gudang pemilik industri olahan tembakau di Batam, Kamis (3/10).

Menurut Jamil, sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor, pihaknya memberikan jaminan kesehatan dan keamanan produk pertanian berupa Surat Kesehatan baik bagi tumbuhan dan hewan. Guna mempercepat proses bisnis ekspornya, rangkaian tindakan pemeriksaan karantina dilakukan di gudang pemilik. Selain untuk mempercepat waktu arus barang saat di pengiriman, pemeriksaan dapat lebih efektif dan akurat karena dilakukan sebelum produk di kemas.

"Ini sesuai dengan instruksi Mentan, Barantan selaku fasilitator perdagangan pertanian harus kawal eksportir. Permudah dan beri layanan "karpet merah", tambah Jamil.

Tren Peningkatan Indikator Ekspor

Upaya percepatan layanan yang diberikan baik Barantan maupun oleh instansi terkait telah membuahkan hasil. Hal ini terlihat selain dari peningkatan frekuensi eksportasi, beberapa tolok ukur capaian ekspor juga mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan.

Diantaranya seperti jumlah eksportir komoditas pertanian yang meningkat dari 408 pelaku pada tahun lalu kini menjadi 447 pelaku atau naik sekitar 9,6%. Dari sisi keberagaman produk juga mengalami peningkatan sebesar 24,1% dari 224 komoditas, menjadi 278 produk.

Sedangkan tonase ekspor komoditas pertanian dari Kepulauan Riau yang disertifikasi Karantina Batam juga meningkat sebanyak 4,5% yaitu sebanyak 438,5 ton hingga periode September pada tahun ini, atau setara dengan Rp. 13,4 triliun.

Gambar : Ka Barantan saat menunjukkan komoditas jambu air dari Batam potensial ekspor

"Memang ini membanggakan, namun tolak ukur yang sesungguhnya adalah kesejahteraan petani, jadi kami mengajak agar ini terus dikembangkan, terutama dengan menjaga 3K yaitu, menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas," terang Jamil.

Peningkatan Margin Ekspor

Jamil kembali mengingatkan, bahwa pemerintah daerah dan instansi terkait agar mulai mengembangkan dan menarik investor agar bisa membantu melakukan pengolahan komoditas pertanian setidaknya menjadi barang setengah jadi. Seperti ekspor serabut kelapa yang ia lepas pada hari itu. "Ini sudah benar, jangan lagi ekspor kelapa dalam bentuk bulat lagi, rugi kita, semua bisa diambil, serabutnya, airnya, batoknya, santan, minyak, ampas, nah kalau bisa dijadikan itu, supaya menambah margin keuntungannya," jelasnya.

Pada saat yang sama, Jamil juga melepas ekspor berbagai komoditas pertanian dengan total sebanyak 428,9 ton atau senilaii Rp. 4,4 milyar.

Komoditas yang juga dilepasan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdako Batam, Pebrialin tersebut diantaranya meliputi komoditas tembakau tujuan Vietnam, bubuk kakao tujuan Rusia, serabut kelapa dan rumput laut tujuan China dan kelapa bulat tujuan China, Malaysia dan Thailand.

Pelepasan ekspor tersebut dirangkaikan dengan pemberian phytosanitary certificate (PC) dari karantina ke eksportir sebagai jaminan kesehatan produk sekaligus persyaratan SPS (sanitary and phytosanitari) dari negara tujuan.

Gambar : Gambir, salah satu komoditas pertanian yang diekspor melalui Batam

Joni Anwar, Kepala Karantina Pertanian Batam yang juga mendampingi kegiatan tersebut juga menjelaskan bahwa berdasarkan data otomasi barantan IQFAST, peningkatan ekspor yang melalui wilayah kerjanya meliputi berbagai sektor. Diantaranya sektor perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan.

Akwang, salah satu eksportir tembakau yang juga menerima PC dari Barantan menyatakan bahwa target ekspor produk tembakau pada tahun 2019 ini bisa mengirim lebih dari 1.000 ton.

Sementara itu, senada dengan Kepala Barantan, Setdako Batam Pebrialin menyatakan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan kinerja dinas-dinas yang ada dibawahnya agar bisa mendorong adanya investasi dibidang pertanian. Agar komoditas yang diekspor dapat diolah terlebih dahulu.

Kepala Barantan berharap dengan adanya ekspor capaian ekspor komoditas pertanian tersebut, masyarakat tidak hanya mengerti namun bisa mengambil bagian terutama untuk menjadi eksportir diberbagai bidang atau sektor pertanian. "Kita punya banyak program dan inovasi, ada Agro Gemilang, sistem in Line Inspection, e-cert dan lain-lain, silahkan itu dimanfaatkan dan dioptimalkan," pungkasnya.


Narasumber ;
1. Pebrialin, SE., M.Si - Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdako Batam

2. Ali Jamil, Ph.D. - Kepala Badan Karantina Pertanian

3. Joni Anwar, M.MA. - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam