Bintan Ekspor Lempengan Karet ke Lima Negara

Foto Berita

Rilis Kementan, 8 Maret 2019
166/R-KEMENTAN/3/2019

Bintan Ekspor Lempengan Karet ke Lima Negara

Tanjung Pinang, Kepri – Komoditas Karet di Pulau Bintan kini jadi harapan. Tidak saja bagi petani, pelaku agribisnis namun juga bagi pemerintah untuk meraup devisa.

"Ini sejalan dengan instruksi Presiden, untuk mendorong neraca perdagangan kita dengan gencarkan ekspor non migas,” kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian saat menyerahkan Surat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosanitary Certificate, PC kepada PT. PBD di Tanjung Pinang, Jumat (8/3).

Penyerahan PC yang juga merupakan pelepasan karet ekspor berbentuk lempengan kali ini, berjumlah 1.048 ton dengan nilai setara dengan Rp 19 milyar atau USD 1,3 ribu. Ada 5 (lima) negara tujuan ekspor masing-masing Amerika Serikat, Korea, Kanada, Cina dan Italia.

Bintan selama ini dikenal kaya akan mineral Bauksit yang membuat tanah di sana menjadi kurang subur. Tetapi itu cerita lama. Pasalnya tanaman karet kini dapat tumbuh subur dan berproduksi dengan baik bahkan surplus sehingga dapat diekspor ke manca negara.

"Ini terjadi atas kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, daerah dan juga para petani serta pelaku agribisnis. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik hingga dapat bersanding sebagai komoditas unggulan ekspor bersama bauksit", ujar Ali Jamil.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Tanjung Pinang, Donny Muksydayan menyampaikan bahwa berdasarkan data Sistem Lalulintas Perkarantinaan di wilayahnya, di tahun 2018 tercatat ekspor Karet Hevea brasiliensis sebanyak 14,9 ton. Setara dengan Rp 268,3 miliar.

Perkuat Sistem Perkarantinaan Berorientasi Ekspor

Bersamaan dengan pelepasan karet, dilakukan juga sertifikasi ekspor untuk komoditas pertanian lain. Masing-masing babi potong dari hasil peternakan PT. Indo Tirta Suaka di Pulau Bulan dengan tujuan ekspor ke Negara Singapura sebanyak 2.505 ekor setara dengan nilai Rp 8 miliar.

Donny juga menambahkan keterangan di tahun 2018, ekspor Babi asal Pulau Bulan tujuan Singapura berjumlah 270.832 ekor dengan nilai ekonomi setara dengan Rp 866,7 milyar. Komoditas arang dengan tujuan Malaysia dengan nilai 127 juta rupiah dengan bobot 8.5 ton juga dilakukan sertifikasinya pada hari yang sama.

"Penguatan kesisteman perkarantinaan menjadi sangat penting, hasil pemeriksaan melalui laboratorium yang terakreditasi dapat menjadi jaminan produk pertanian kita diterima di pasar global,” jelas Donny.

Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya pembangunan pertanian dari Kementerian Pertanian khususnya dalam peningkatan ekspor. Nurdin juga menginstruksikan jajarannya yakni dinas pertanian dan tanaman pangan serta dinas pariwisata untuk terus lakukan sinergisitas dengan Karantina Petanian dalam mendorong ekspor, agar petani di Kepri semakin sejahtera.

Keuntungan demografi yang dekat dengan negara tetangga, Singapura yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam hayati sebanyak Kepulauan Riau, tentunya ini menjadi peluang tersendiri.

"Pasar sudah tersedia, peluang terbuka lebar. Mari bersama, kita galakkan ekspor komoditas pertanian asal Pulau Bintan. Pemeriksaan, pengawasan dan juga bimbingan teknis memasuki pasar global, siap kami kawal,” kata Nurdin Basirun semangat.

Acara yang diselenggarakan di Wilayah Kerja Bandar Udara Haji Fii Sabillilah, Tanjung Pinang ini juga turut di hadiri oleh Bupati Bintan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Pariwisata, petani dan para pelaku usaha di bidang agribisnis.

Biro Humas dan Informasi Publik
Kementerian Pertanian

Narasumber
1. Ali Jamil, PhD - Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian
2.drh. Donny Muksydayan, MSi - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang