Cegah Penyakit Tanaman Menular pada Manusia, Bibit Jeruk Asal Malaysia Ditahan

Foto Berita

Pekanbaru - Petugas Karantina Pekanbaru Wilayah Kerja Selat Panjang berhasil mengamankan bibit jeruk asal Malaysia yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal (14/11). Bibit jeruk tersebut dibawa oleh salah satu penumpang kapal Eligco Express yang berangkat dari Batu Pahat-Malaysia dengan tujuan Selat Panjang, Kab. Kepulauan Meranti, Prov. Riau.

Menurut Kepala Seksi Pengawasan & Penindakan Karantina Pekanbaru, Ferdi, SP, M.Si, bibit jeruk tersebut ditahan karena berpotensi membawa penyakit bakteri Pantoea agglomerans. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 51 Tahun 2015 bakteri tersebut termasuk kategori A1, yang artinya belum ada di Indonesia. "Selain itu, dari referensi ilmiah lainnya, bakteri tersebut dapat menyerang dan menyebabkan penyakit pada tanaman, hewan dan bahkan manusia", katanya.

Pada tanaman, bakteri dapat menyerang padi, jagung, bawang, tomat, kentang, tembakau, nanas, jeruk, singkong dan kurang lebih 16 spesies tanaman lainnya. Gejalanya berupa tumor, hawar, layu, nekrosis, busuk serta bengkak pada akar dan batang. Pada tanaman terinfeksi, bakteri terdapat pada batang, daun, buah, kulit, duri, dan akar. Pengaruh pada manusia, bakteri dengan nama lain Enterobacter agglomerans ini dapat menyebabkan penyakit septisema (infeksi akut bakteri) seperti arthritis (radang sendi), sinovitis (radang sinovial), endoftalmitis (radang bola mata), periositis (radang periosteum), endokarditis (infeksi jantung), osteomiselitis (infeksi tulang) hingga kematian. Infeksinya dapat terjadi dari tanaman ke manusia melalui kulit yang tertusuk duri atau kayu tanaman terinfeksi.

"Contohnya saja, pernah ada laporan pada tahun 2000 di negara bagian Texas Amerika Serikat, merebak penyakit septisema pada 7 anak-anak akibat infeksi bakteri ini setelah mereka bermain di sekitar tanaman terinfeksi. Pada anak-anak yang terinfeksi, cairan darah, dahak, urine dan feses mereka terdapat bakteri ini", tambah ferdi.

Lain hal jika pada hewan, bakteri dapat menyebabkan kemandulan, plasentitis (radang plasenta) dan penyakit haemorhagik (pendarahan otak). Selain itu bakteri ini juga dapat bersimbiosis dengan berbagai macam serangga dan arthropoda lainnya, diantaranya adalah nyamuk dan belalang yang berpotensi dapat menyebarkan penyakit.

"Maraknya komoditas pertanian tak bersertifikat kesehatan membuat kami semakin waspada terutama terhadap kapal yang berasal dari luar negeri", ujar Diva Kurniawan, petugas karantina pekanbaru wilker Selatpanjang. (BKP Kelas I Pekanbaru)