Jalin Kerjasama Bilateral, Indonesia Buka Akses Pasar Buah Tropis Eksotik ke Argentina

Foto Berita

 

Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sepakati kerjasama bilateral Indonesia dengan Argentina terkait akses pasar produk-produk pertanian. Kerjasama ini diharapkan dapat lebih memperbesar akses buah tropis eksotis dan produk unggulan lainnya Indonesia ke dunia.

“Kita sudah pelajari, Indonesia punya potensi besar untuk mengekspor buah tropis eksotis ke Argentina, seperti nanas, manggis, salak, kopi, dan lada. Potensi lainnya adalah produk olahan hortikultura untuk bahan baku untuk industri makanan jadi,” kata Amran dalam keterangan persnya usai pertemuan dengan Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti di Jakarta pada Rabu (8/12).

Mentan menerangkan, produksi nanas Indonesia pada tahun 2018 mencapai 2 juta ton, dan sudah diekspor ke negara-negara di Asia, Timur Tengah, dan Eropa hingga 250 ribu ton. Sementara itu, ekspor maggis mencapai 40 ribu ton dari produksi 160 ribu ton selama 2018. Begitu juga dengan salak yang diekspor ke negara-negara Asia sebanyak 1,2 ribu ton dari 950 ribu ton produksi petani.

Untuk produk olahan hortikultura, Amran menjelaskan bahwa yang berpotensi besar untuk diekpor adalah pasta cabai, pasta bawang, pasta buah-buahan (jambu, manga, dan sirsak). Selain itu, Argentina juga diharapkan bersedia membuka akses pasar untuk sarang burung walet yang menjadi andalan ekspor Indonesia.

“Indonesia punya potensi besar mamasok produk-produk hortikultura. Argentina adalah salah satu pasar non-tradisional yang kita coba akses agar pertanian kita bisa menghasilkan devisa lebih besar,” jelas Amran. “Kita melalui Badan Karantina Pertanian sudah mengajukan permohonan secara resmi untuk akses pasar untuk pisang, nanas, manggis, dan salak ke Argentina sejak November 2017,” tambahnya.

Selain akses pasar, Amran juga menjabarkan bahwa Indonesia menjajaki potensi kerjasama transfer teknologi pertanian dari Argentina, diantaranya sistem penyimpanan hasil pertanian yang efisien dan ramah lingkungan (silo bag), serta teknologi penanaman tanpa olah tanah (no till farming) yang bisa memperpendek proses dan memangkas ongkos produksi. "Argentina bahkan siap berinvestasi di Indonesia untuk teknologi alat mesin pertanian, seperti dryer atau alat pengering," ujar Amran.

Amran juga menyatakan bahwa Indonesia tidak lagi bisa mengimpor jagung dari Argentina, karena sudah swasembada dan bahkan sudah ekspor. Indonesia pun bersedia berbagi pengalaman soal keberhasilan mencapai swasembada dalam waktu singkat melalui peningkatan produktivitas, manajemen pengairan, indeks pertanaman dan mekanisasi.

Di pihak Argentina juga menyampaikan komitmennya untuk membantu upaya pengembangan ternak pedaging di Indonesia melalui hibah embrio dan semen beku sapi Brangus. Argentina juga sudah mengajukan kelengkapan dokumen pengajuan akses pasar daging sapi ke Indonesia.

Namun demikian, Amran menyatakan saat ini masih terdapat perbedaan status jangkitan penyakit hewan, sesuai publikasi Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dimana Indonesia bebas penyakit mulut dan kaki (FMD), sementara Argentina masih berstatus bebas dengan vaksinasi berdasarkan zona.

“Pada prinsipnya Indonesia terbuka untuk importasi daging dari Argentina selama memenuhi persyaratan sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia. Begitu juga dengan harga yang kompetitif,” jelas Amran.

Terkait impor komoditas dari Argentina lainnya, Indonesia telah memberikan Rekognisi Sistem Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) melalui SK Menteri Pertanian No. 95/2018 yang berlaku hingga tahun 2021 untuk komoditas Anggur, Apel, Bawang Bombay, Bawang Putih, Blueberries, Ceri, Citrus Fruit, Grapefruit, Gandum, Jagung, Tepung Jagung, Jeruk, Jeruk Mandarin, Kedelai, Lemon, Nektarin, Persik, dan Pir.

“Dengan adanya rekognisi tersebut, maka komoditas-komoditas dalam lampiran SK dimaksud, termasuk didalamnya jeruk, dapat masuk ke Indonesia sepanjang memenuhi persyaratan Permentan No. 42/2012, termasuk melalui pelabuhan Tanjung Priok,” kata Amran.

Dalam pertemuan ini, selain Menteri Amran didampingi oleh Sekretaris Jendral, Syukur Iwantoro, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita, Staf Ahli Menteri dan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga. Sementara pihak Argentina juga diwakili oleh Secretary of Agriculture, Livestock and Fishery Guillermo Bernaudo, President of National Food Security and Quality Service (Senasa) Ricardo Negri, Deputy Head of Mission Leandro Waisman.

Biro Humas dan Informasi Publik
Kementerian Pertanian