Kembali Menguat, Ekspor Olahan Sawit asal Tanjung Balai Asahan

Foto Berita

Tanjungbalai Asahan - Setelah sempat tertekan di tahun 2018, kini selama periode Januari sampai dengan April 2019, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali mencatat jumlah  sertifikasi minyak sawit untuk ekspor dengan tren yang meningkat.

Berdasarkan data dari sistim otomasi Barantan, IQFAST tercatat ekspor komoditas minyak sawit beserta turunannya dikuartal pertama tahun 2019 sebanyak 546 jt Kg dengan nilai Rp. 5,3 triliun. Dibandingkan dengan catatan ekspor tahun 2018 yang hanya berhasil membukukan sebanyak 460 jt Kg dengan nilai Rp. 4,5 triliun, lebih rendah dari tahun  2016 ekspor sebanyak 607 jt Kg dengan nilai Rp. 5,5 triliun dan tahun 2017 sebanyak 709 jt Kg dengan nilai Rp. 6,5 triliun. "Alhamdulilah, berkat kerjasama semua instansi terkait ekspor sawit kita kembali menunjukan tren membaik," kata Kepala Barantan, Ali Jamil saat serahkan Surat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC) kepada para pelaku usaha eksportir komoditas pertanian  di Tanjungbalai Asahan, Senin (13/5).

Kementerian Pertanian bersama dengan seluruh stake holder terus berupaya keras untuk menerapkan dan mempromosikan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), sebagai komitmen Indonesia dalam menerapkan skema keberlanjutan. Penguatan ISPO juga menjadi bagian penting untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia, sekaligus penghasil komoditas penghasil devisa tertinggi di Indonesia. Dan sebagai komoditas wajib periksa karantina dan sesuai persyaratan negara mitra dagang, kami siap lakukan penjaminan kesehatan dan keamanan komoditas ini dengan PC, tambah Jamil.

Kepala Karantina Pertanian Tanjungbalai Asahan, Bukhari memaparkan data komoditas pertanian berupa sawit dan turunannya yang dilepas kali ini senilai Rp. 6,45 miliar masing-masing adalah 234 ton palm kernel stearin (PT. Sintong Abadi) dan 495.25 MT (Multimas Nabati Asahan). Turut dilepas komoditas unggulan lainnya yakni kelapa parut sebanyak 25 ton tujuan Felixtow dan Inggris atau setara dengan Rp. 577 juta (PT. Harvad); sapu lidi sejumlah 350 ton atau senilai Rp. 1,19 miliar tujuan Pakistan (PT. Ganbaro Putra), Pisang 16 ton, ubi jalar 17 ton, jahe 7 ton, jeruk nipis 4 ton, kayu manis 6 ton atau setara dengan Rp. 178,5 juta tujuan Malaysia (PT. Mitra Laut Bahari), dan ekspor Domba tujuan Malaysia sebanyak 200 ekor senilai Rp.  200 juta (PT. Asia Global) dan 450 kg madu senilai Rp. 225 juta dengan total ekspor keseluruhan senilai Rp. 8,8 miliar.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Barantan juga meresmikan gedung Laboratorium Karantina Pertanian Tanjung Balai Asahan. "Ini merupakan komitmen Kementan untuk meningkatkan pelayanan publik perkarantinaan, terlebih potensi ekspor andalan yang besar disini. Tidak hanya sarana dan prasarana laboratorium tapi kami siapkan juga SDM yang profesional dan berintegritas,"tegas Jamil.

Walikota Tanjungbalai Asahan, Syahrial yang hadir dan turut melepas ekspor menyampaikan apresiasi kepada Kementan atas pembangunan pertanian diwilayahnya dan juga komitmen Barantan dalam mengawal ekspor komoditas asal Tanjungbalai Asahan yang juga andalan devisa negara. Kedepan, ia berharap Barantan dapat membantu adanya perluasan akses pasar negara tujuan ekspor dan lakukan pendampingan pemenuhan persyaratan ekspor sehingga dapat bertambahnya jenis komoditas yang dapat merambah dunia.

 

Narasumber:

1. H.M Syahrial, SH., MH, Walikota Tanjungbalai Asahan

2. Ir. Ali Jamil, MP., Ph.D, Kepala Badan Karantina Pertanian

3. drh. Bukhari, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjungbalai Asahan